Untuk yang Berulang Tahun Hari Ini #Day8

Posted by orange lover! , 2013/01/12 17.06

Untuk kamu yang berulang tahun hari ini, tentunya aku ucapkan Selamat Berbahagia. Aku turut senang, Tuhan mengizinkan untuk menikmati hidupmu yang indah ini untuk yang ke 28 kalinya. Banyak mungkin semua peristiwa dan kenangan telah terjadi di tiap detik harimu. Aku pun bersyukur selalu ada di setiap mata memandang dan merasakan denyut-denyut jantungmu dan berada dalam bagian di hidup serta bisikan doamu. Semoga harapan-harapan selalu terwujud seperti cita-cita yang telah kamu capai sebelumnya. Happy Birthday, R*hadian Meg*nanda.

 Ika

Tipe Penumpang Bis #Day7

Posted by orange lover! 16.43



Menjadi commuter di Ibu Kota tidak begitu gampang. Apalagi untuk gue yang masih baru dalam hal pergi bolak-balik antar provinsi hampir setiap hari ini. Gue tinggal di Bekasi, sedangkan Kebayoran Baru adalah lokasi dimana gue bekerja kini. Pertamanya sih, gue merasa kaget dengan semua ini, seperti ketika harus mengetahui bahwa lama perjalanan yang gue tempuh dari rumah ke daerah Jakarta selatan tersebut selama dua jam pada saat kondisi jalan Jakarta dalam keadaan normal. Hal ini dikarenakan gue harus melewati daerah pusat kemacetan yang terkenal di Jakarta, Jalan Gatot Subroto dan Semanggi. Alhasil, semua ini nampak begitu berat bagi commuter pemula seperti gue. 

Setiap harinya, angkutan yang selalu mengantar gue adalah bis AC 05 jurusan Blok M – Bekasi. Tanpa bis tersebut, apalah artinya gue. Mungkin hanya butiran berlian yang terhempas di langit Senayan. Halah! Ketika masih kuliah dulu, gue menumpang bis ini hanya untuk ke toko buku di Plasa Senayan. Mungkin hanya beberapa bulan sekali ketika sang dosen menyarankan untuk membaca novel literature, ataupun atas dasar kemauan sendiri. 

An Absurd Day #Day6

Posted by orange lover! , 2013/01/07 15.29



Minggu, 06 Januari 2013

Well, this is an absurd day. Seperti biasa, semenjak ada dua dokter di klinik dimana gue kerja, sekarang gue harus masuk kerja di hari Minggu. Senin, luckily, gue libur. Untungnya, suasana klinik cukup lengang di hari Minggu. Otomatis jam pulang gue bisa dimajuin lebih awal dari jadwal yang ditentukan. Biasanya sih pukul 2 sudah pulang. Suasana jalan  pulang di hari Minggu siang tambah menggembirakan. 

            Tapi sih tadi tumben keluar klinik sudah mulai sekitar pukul setengah empat. Salah satu teman kerja, sebut saja Maul belum menyelesaikan tugasnya, dan gue asyik menjawab trivia buat diposting di blog untuk hari keempat. Hehehe.. Tapi, yang bikin lama juga sih sebenarnya ada pasien baru yang bikin ribet bukan kepalang. Sebelumnya, dia datang langsung bersama temannya ke klinik untuk membuat janji dengan si dokter. Pertamanya sih, gue pikir beliau orang Arab; dilihat dari font di iPhonenya yang bertuliskan huruf Arab, saat memberikan gue nomor teleponnya. Wajahnya pun tipikal, berhidung mancung, matanya kecil, namun kulitnya lebih terang. Saat menepati janjinya tadi siang, beliau membawa serta sang istri dan seorang anaknya yang masih kecil. Dilihat dari form kesehatannya, ternyata beliau berasal dari Libya.Sayangnya Bapak tersebut berbahasa Inggris kurang lancar. Lain halnya dengan si istri walaupun masih kental dengan aksen Timur Tengah, namun bahasa Inggrisnya terbilang lancar. Jika dilihat dari situasi ini, bisa dipastikan di ruang pemeriksaan nanti akan ada transit bahasa, Inggris – Arab Libya – Inggris lalu kembali ke Arab Libya dan seterusnya. Terbukti, ruangan menjadi hening sesaat mereka melakukan percakapan ketika bertanya ke si suami bagaimana kondisi punggung dan area bermasalah lainnya saat itu. Gue dan dokter pun saling pandang. We totally didn’t understand what they were talking about. Ditambah lagi si anak yang jalan mengelilingi ruang dokter yang hanya berukuran sekitar 3 x 3 meter, menangis karena tidak mengizinkan Babanya (panggilan dalam bahasa Arab) diperiksa oleh si dokter, dan juga berulang kali terjatuh karena masih belajar menyeimbangkan badan saat berjalan, sungguh meramaikan suasana. Perkiraan gue benar. Setelah pemeriksaan selesai pun si dokter bilang ke gue, “This is so abstract, Ika.” Gue merasa pusing.