HADIAH LANGIT

Posted by orange lover! , 2010/06/25 14.11


Dari balik kaca mata berlensa bening dan bebingkai coklat ini, kulihat matahari sore mulai terbenam. Mataku masih menerawang langit yang kian berangngsur-angsur berubah menjadi nila. Awan-awan ungu sore berarak genit. Saya suka sekali suasana sore seperti ini, tepat pukul 17.45 dan senang sekali bisa secara langsung dan tenang memperhatikannya. Hari tengah berlanjut menjadi gelap dan mulai meniupkan angin dingin. Aku tengah duduk di bangku panjang di sebuah taman berdinding gedung-gedung pencakar langit bersama seorang laki-laki. Dia tinggi, berhidung mancung dan bermata indah. Dia sedari tadi memperhatikan gerak – gerik ku yang tengah mendongak memperhatikan langit oranye.

“Bagus ya langitnya. Lihat deh.” Ujarku sambil menunjuk ke langit yang ternyata tengah diseberangi sekumpulan burung-burung. “ Kita mau ngapain disini?” tanyaku sambil menoleh kearahnya.

“Nggak pengen ngapa-ngapain.” Jawabnya pendek.

Aku menurunkan sedikit kacamataku. Lalu melepasnya agar lebih jelas memperhatikan ekspresinya setelah menjawab pertanyaanku tadi. Sebenarnya, mataku ini memang normal, tapi karena mataku sedang memerah dan berair, atau bisa dibilang sakit mata, agar tidak terkena debu, jadi aku pakai saja kacamata. “Maksudnya?”

“Ya udah sih, liat aja langit nya. Suka kan?” ujarnya sambil memperhatikan langitnya. “Tapi sayang ya, mata kamu lagi sakit. Jadi samar – samar deh ngeliatnya.”

Aku mengangguk. “It’s ok, honey.” Aku kenakan lagi kacamataku dan kembali melihat langit yang tak langit nila. Kini berubah menjadi ungu.

“Oh, iya. Selamat ulang tahun ya.”

Aku tersentak. Batuk kecil. Lalu tertawa. “Udah lewat kali. Ya tapi memang kamu sih yang belum ngucapin.”

“Maaf ya. Aku parah banget ya.” Katanya sambil memegang tanganku.

Aku menggeleng kecil. “Nggak kok. Yah, langitnya udah nggak oranye lagi nih.”

“Ya, udah pulang yuk. Hadiahnya udah pergi. Hahaha ..”

“ Jadi, kita kesini?”

Kami pun tertawa.

Kamu adalah langit nilaku dengan awan ungu, walau terlihat samar samar tapi kamu tersentuh.

I Almost go Wild

Posted by orange lover! , 2010/06/16 12.24

Film, Video dan segala yang berbau visual selalu diminati oleh penontonnya. Begitupun saya. I love movies. Setiap film yang saya ketahui dari referensinya yang bagus, saya pun menontonnya.

Tapi kini, saya agak sedikit takut untuk menonton film ataupun video lainnya, karena baru – baru ini, ada beberapa film dan video yang begitu mengganggu dan mengacaukan pikiran saya dan mengubah polanya. Entah mengapa, mungkin ketika mata mulai menangkap suatu objek, lalu ia akan membawanya melalui saraf – saraf menuju ke otak, dan sayangnya, saya adalah seseorang yang susah menghilangkan memori. Padahal ini adalah suatu memori yang tidak penting untuk disimpan. Sekarang, saya ingin benar – benar menghapusnya. Please, tukang cuci otak, tolong kembalikan otak saya seperti semula! -___-?

Well, sebenarnya semua ini karena film dan video yang tidak sengaja dan tanpa rencana yang saya tonton. P to the O to the R to the N to the O (menakutkan!). Kalo dibilang begitu sih, nggak juga, tapi kalau dibilang nggak, ya sepertinya memang begitu, bagi saya. Dan bukan suatu kebetulan kalau ini terjadi di bulan ini untuk pertama kalinya (tapi bukan faktor umur kan saya jadi berani nonton?). Kejadiannya pun tak terduga dan tak saya buat – buat. Selama ini, film yang saya tonton maksimal ada kissing scene. Hmm.. itu mah setiap film juga ada, dan saya tak begitu mempermasalahkannya. Tapi, sumpah deh gue (dengan intonasi anak ABG) kalau nonton video yang ‘aneh’ itu dengan adegan si wanita tertidur dengan laki – laki diatasnya wanita itu (yah, you know what I mean. I can’t definitely describe it), itu belum pernah sebelumnya dan bulan ini pertama kalinya. T_T

Pertama kali ini terjadi ketika saya pergi ke sebuah rental VCD dekat rumah. Setelah lama memilih, akhirnya saya memutuskan untuk menonton Punk In Love yang sebenarnya sudah diniatkan dari rumah, tapi ketika saya ingin ke penjaga rental nya, saya melihat sebuah cover film yang berjudul Wild Orchid 2. Alasan mengapa saya tertarik untuk menonton film ini adalah karena gambar covernya adalah seorang wanita yang bergaya vintage, dengan rambut a la Marilyn Monroe. Karena kesukaan saya untuk menonton film yang agak jadul (jaman dulu), seperti Grease misalnya, jadi tanpa pikir panjang, lantas saya sewa saja film tersebut. ( Gambar dibawah ini bukan gambar yang saya lihat)


Dalam perjalanan, saya mulai ragu dengan film tersebut. Lalu mengutarakan perasaan ini kepada teman saya, Amoy. “ Gue agak ragu dengan film ini, deh.” Ujar saya yang saat itu sedang mengendarai sepeda motor.

“ Loh kenapa? Kan katanya filmnya jadul. Pasti elo suka lah.” Timpalnya.

“ Gue baru inget sama judulnya. W-I-L-D, Moy! Terus ada gambar ceweknya gitu deh. Kayaknya film serem. Gue nggak suka film serem. Takut gue kalau ada hantunya.” kata saya menggebu-gebu.

“ Mulai ngasal deh. Berhenti. Sini gue aja yang bawa motornya. Gue sekarang yang ragu akan keselamatan gue.” Ujarnya sambil menepuk-nepuk pundak saya.

Sesampainya dirumah, saya langsung kekamar dan menonton film Punk in Love. Lucu banget tuh film. Sekitar pukul 11 malam, saya beranjak menuju film selanjutnya, yaitu Wild Orchid 2. Dengan jantung yang berdetak kencang, saya mulai memutar film tersebut di komputer saya. Saya mengambil bantal, takut kalau nanti tiba-tiba ada adegan paling menyeramkannya. Pada scene pertama, saya mengerutkan dahi ketika melihat tagline film tersebut, “Wild Orchid 2, Blue Movie Blue” . Nah lo! Saya menelan ludah. Untungnya, belum ada adegan yang berarti dan ketegangan saya mengendur ketika tahu bahwa karakter utamanya bernama Blue, jadi saya berasumsi jika Blue Movie Blue adalah film tentang si Blue tersebut. *doa saya dalam hati*.

Sepanjang film itu berjalan, saya masih merasa khawatir, dan … Tuhh..! Bener kan!! Hadeehh… Saya melihat sebuah adegan dimana seorang laki-laki dan perempuan tanpa busana beradegan agak intim. Untungnya, gambar diambil dari punggung si laki-laki. Setelah saya telusuri dan berusaha mengerti cerita tersebut, akhirnya saya menyimpulkan ternyata film tersebut tentang seorang perempuan bernama Blue yang ditinggal oleh mati oleh ayahnya dan akhirnya terperangkap dalam pekerjaan sebagai seorang PSK. Jangan tanya akhir cerita nya ya, guys, karena memang saya tidak menonton film tersebut sampai habis, gara – gara saking takutnya. Ternyata memang film yang menyeramkan!. Dan keesokan harinya, saya merasa diri saya agak berbeda. Entah, saya teringat adegan film itu.

Di bulan yang sama, terdengar kabar tentang suatu video nya si LM dan A dan si CT dengan si A juga. Serentak itu pula, semua orang mulai penasaran akan video tersebut dan menontonnya. Saya? Ehmm.. Enggak begitu. Walaupun tak memungkiri pula saya penasaran mengapa berita itu begitu heboh, tapi sebenarnya takut juga sih. Itulah mengapa saya pernah suatu kali dibilang munafik oleh salah satu teman saya yang kebetulan seorang laki-laki. Dia berujar, “Ah, cewek mah muna’ (munafik) , sebenarnya juga pengen tuh.” Panas banget rasanya telinga saya ketika mendengar kalimat tersebut yang terlontar dari mulutnya. Dan saya hanya menjawab, “Biarin, itu tuh alasannya, biasanya sebagian cowok dicap jelek sama cewek gara-gara mereka suka berpikiran kotor, karena mereka terlalu welcome dengan yang berbau porno!” ujar saya sinis. Lalu dia hanya menjawab, “ Sia’ul lo, Ka!”

Namun, malam harinya, saya meyambangi rumah teman SMA saya didaerah Jati Asih, dan ternyata, dia mengakui bahwa dia punya video si LM dan A. “Ka, elo sudah liat videonya belum?”

Saya menggelengkan kepala, “baru lihat beritanya aja.”

“Mau lihat?” sambil menyodorkan ponselnya.

“Coba deh.” Jawab saya seraya mengambil ponsel nya.

Saya menyaksikannya dengan dahi yang berkerut. Tak lama kemudian.

“Udah ah, ogah!” ujar saya dan mengembalikan ponselnya.

“Lah kenapa?” tanyanya.

“Nggak tahu ah, takut gue. Takut terngiang-ngiang.” Jawab saya.

Teman sayapun hanya tertawa kecil sambil memencet-mencet tombol ponselnya, dan diketahui bahwa ia menghapus video tersebut.

Lalu, keesokan harinya, sepulang kerja, saya dan Ibu menonton berita sore dan terdapatlah berita yang kini tengah booming tersebut, video. Tiba- tiba, Ibu berkata, “ Ika nggak boleh nonton video itu ya.”

Saya pun menimpali, “ Lah, memangnya kenapa?”

“Masih kecil.” Jawabnya pendek.

“Wooootttt..!!! Iya deh, nggak nonton kok!”

Ah, saya janji ah, nggak nonton yang ekstrim seperti itu lagi kecuali kalau udah bener – bener dapat surat izinnya. Hahaha… Parah, pikiran saya terganggu, dan daya pikir saya melemah. Mungkin saya mengalami suatu guncangan hebat (tapi terkesan berlebihan ya?). I almost go wild.