Nona Ika menginjak umur dua puluh

Posted by orange lover! , 2009/06/16 19.26

Minggu 14 Juni lalu adalah hari perayaan akan bertambahnya umur saya,ya, akan karena sebenarnya saya lahir pada tanggal 15 Juni 1989. Atas diskusi yang sangat alot dengan orang tua akhirnya kami memutuskan untuk merayakan pertambahan umur saya sehari sebelumnya karena tanggal 15 itu Senin dan saya pikir pula jika saya merayakan ultah saya pada hari Senin, kemungkinan mereka tidak akan datang untuk menghadiri pesta saya. Kepadatan jadwal menjebak saya untuk menghadapi awal umur saya yang mulai berkepala dua ini agar lebih mempersiapkan diri pada ucapan – ucapan selamat dari kawan, kerabat dan saudara lebih cepat dari biasanya. Kalau kata Rezqy, teman SMA, ulang tahun saya ini seperti hari Lebaran karena dirayakan dua hari. Minggu dan Senin. Lebih kepada bingung karena kebanyakan teman yang saya undang bertanya – tanya kapan sebenarnya tanggal lahir saya. Lalu saat saya jawab tanggal lahir saya, mereka lantas bertanya lagi dengan suara yang meninggi, “ Laaahh.. Kok dirayainnya tanggal 14???” Lalu saya hanya menjawab, “ Wah, gue nggak nemuin hari yang pas lagi, cing!”


Lain halnya dengan Dimas, teman les bahasa inggris saya dulu, dia malah kerumah saya tanggal 13 Juni. Dasar geblek si blek! Udah item, nggak bisa baca kalender lagi. Hahaha.. Piss blek! Dengan santai nya dia bertanya pada saat kami berdampingan duduk di depan rumah saya dengan tas ransel besar, sweater biru yang warnanya sudah agak memudar, jeans, sneaker hitam putihnya, dan rambut keritingnya yang berantakan tak tersentuh sisir itu sambil membakar sebatang rokok Malboronya, “ Ka, elo jadi nggak sih ulang tahunnya? Kok sepi?”. Lalu dengan sabar, saya menjelaskan padanya kalau hari itu adalah hari Sabtu dan perayaannya akan dilaksanakan keesokan harinya dan yang diberi penjelasan malah cengar – cengir!


Hal pertama yang membuat teman – teman saya permasalahkan dalam menghadiri pesta saya adalah dress code nya. Saya suka warna orange jadi semua teman harus memakai baju orange. Kalau nggak punya, nggak apa – apa sih tapi seenggaknya warna kuning juga saya suka, ya kalau nggak punya juga, kan ada mall tempat menjual segala macam model baju berwarna orange atau kuning. Heheh.. Banyak teman yang berkomentar tentang dress code yang katanya too bright kalau dipakai siang hari.


Ina : “ Ka, gue nggak punya baju orange. Ada juga seragam olahraga gue

dulu pas SMA.

Saya : Ya udah gak apa – apa. Pakai aja. Sekalian aja elu jogging dari rumah lu di

Purwakarta sampai rumah gue.

Ina : Wah, keren ide lo ,Ka!



Rohim : “Iya, Ka, nanti gue pake baju orange. Si Malik tuh nggak mau.

Katanya mau pake baju hitam aja. Biar jadi pusat perhatian. Pengen gue jedotin aja.”

Saya : Haha... Gue ikutan ngejedotin boleh ya?!



Saya : “Dimas kok malah pake baju batik? (ini acara ultah, bukan hajatan)”

Dimas : “Gue nggak punya baju orange.”



Saya : “Pupu kok malah pakai baju kuning sih?”

Pupu : “Cari baju orange susah banget, sayang!”

Saya : (Cemberut)


Well, sebenarnya saya nggak tahu apa perbedaan umur dua puluh dengan umur – umur lainnya. Sampai saat ini saya belum merasakannya. Saya hanya mendengar ledekan teman – teman kalo umur dua puluh itu menandakan sudah tua, nggak remaja lagi dan waktunya untuk dewasa. Untuk apa pusing – pusing mempermasalahkan umur, orang lain yang nggak kenal saya, pasti akan menebak kalau saya ini masih SMA kok. Umur bukan patokan, bung! Ya, bukan juga sesuatu yang menjadi tolak ukur seseorang untuk bertindak dewasa. Saya masih bersikap kekanak-kanakan dan impulsive. Semoga waktu dan alam bisa mengajari saya untuk lebih bersikap dewasa dalam menjalani hidup kedepan.


Kalau anak band mengucapkan terima kasihnya waktu bikin album baru, saya nggak mau ketinggalan ah bikin ucapan terima kasih saya sebagai wujud rasa syukur aja. Hehehe..


Terima kasih tak lupa saya haturkan kepada Allah SWT yang telah menciptakan manusia seperti saya dan telah mengizinkan saya untuk mencicipi hidup sampai umur yang kedua puluh ini. Senang sekali merasakan masa ABG dan remaja yang tak akan terlupakan sepanjang hayat. Kepada Ayah yang memberi surat izin mengadakan acara ulang tahun di rumah dan wanita paling mulia yang telah sabar mengandung anaknya yang jelita ini sampai 9 bulan. Oh.. What great parents yang merawat dan membesarkan saya dengan sekuat tenaga sampai di umur dua puluh ini.Mommy yang telah memasak sup kimlo terenak di jagad raya. Daddy yang mencium anaknya setahun sekali, kalau nggak Lebaran, ya ulang tahun seperti ini dan mendoakan anaknya sepenuh hati, jiwa dan raga. Terima kasih kepada teman – teman yang sudah datang dan yang sudah memberikan selamat ulang tahun via Facebook, via SMS, dan via telepon. Terima kasih atas perhatiannya dan terutama kadonya. Hahaha.. Saya sangat terharu atas segala yang kalian berikan untuk saya sampai umur ke 20 ini. Sampai bertemu insya Allah di umur selanjutnya.















( 1. Mommy, keyboard baru memang benar – benar saya perlukan. Tahu aja, deh!.

2. Pupu, masih sabar nunggu enam tahun lagi, kan?

3. Tante Rini, ide yang bagus untuk mempersilahkanku memilih sendiri kado untukku. Agak aneh

tapi menyenangkan.

4. Tulus, semoga engkau memang tulus untuk memberikanku kaos Endorse itu. Heheh..

5. Dimas, applause buat elo deh karena cuma lo yang ngasih saya buku sastra. Asmaradana karya

Goenawan Mohamad.

6. Seorang teman yang memberikanku dress orange tua, engkau tahu apa yang selalu aku lihat saat

window shopping di department store.:-)

7. Seorang teman yang memberikanku sendal orange muda, Wow, engkau telah membuatku sadar,

betapa ngejrengnya jika warna orange menyala itu dikenakan di kaki. Pasti aku akan cepat ditemukan jika hilang di hutan belantara nan gelap gulita. Berkat sendal orange. Hahha..

8. Dan yang lainnya yang telah menyisihkan uangnya untuk membelikan sebuah kado yang

berguna untuk saya.)

TERIMA KASIH.