‘KIRI HITAM, KANAN ORANGE’
Posted by orange lover! , 2009/04/13 19.56
Ini adalah cerita yang sangat memalukan bagi saya. Maaf saya nggak menuliskannya dengan segera karena saya merasa sangat sibuk beberapa hari ini. Setiap malam di minggu ini saya harus mengoreksi ulangan midsemester anak didik saya di tempat kursus. Begitu melelahkan dan mengurangi jam tidur saya. Apalagi sekarang saya sudah masuk kuliah dan memulai semester yang baru. Tugas – tugas baru pun telah mengucapkan selamat datang. Hahaa.. Komputer yang biasanya untuk menulis cerita, sekarang hanya untuk mendengarkan lagu. Mau pamer nih, saya baru saja membeli CD album terbarunya The Changcuters yang misteri kalajengking hitam. Original loh. Senang banget soalnya pake gaji pertama saya. Lengkap sudah rasa bahagia.
Balik lagi pada cerita yang ingin saya ceritakan pada Anda semua. Minggu kemarin adalah saat – saat dimana saya harus kehilangan konsentrasi. Untungnya saya masih ingat nama dan jenis kelamin saya. Keadaan saat itu sangat sesak menyengat pada pukul 11. Matahari bersinar sangat semangat. Ibu saya pun ikut terbakar semangatnya untuk pergi ke pasar. Entah kenapa dia ingin sekali ke pasar di hari yang terik itu. Padahal ia hanya ingin membeli cat rambut hitam untuk menutupi rambut putihnya yang mulai tumbuh.
“ Cepetan Ka. Ayo temenin Ibu ke pasar !”
“ Ika males banget, Bu! Panas di luar !” ujar saya sambil kipas – kipas di kamar.
“ Bentar doang kok!”
“ Nggak usah naik motor ya. Jalan kaki aja!”
“ Ya udah nggak apa – apa. Hayo cepetan. Ambil payung sana.!”
Saya pun mengambil payung di bawah meja dispenser di dapur lalu memberikannya pada Ibu dan keluar lagi dengan agak terburu – buru karena Ibu saya sudah jalan duluan meninggalkan saya. Saat saya keluar pagar, saya lupa membawa hand phone.
“ Bu, tunggu bentar. Handphoneku ketinggalan!” teriak saya. Dan orang saya teriaki tadi hanya menoleh sebentar lalu berlalu lagi. Saya agak berlari menuju kamar mengambil hand phone yang tergeletak di meja belajar. Ada dua pesan di terima tertera di layar. Sambil membca sms, saya langsung menyusul Ibu saya yang sudah entah sampai mana. Akhirnya, saya melihat seorang wanita dengan payung ungu, berjalan dengan seorang anak umur 8 tahun beriringan dengan ceria. Itu mereka. Ibu dan adik saya.
“ IBUUUUU..........!!!” terik saya memanggil ibu saya. Saya menyusul nya. Kayak orang aneh deh lari – larian di siang bolong gini. Pada saat sudah disamping nya, saya minta berhenti sebentar untuk mengatur napas. Lalu kembali mengikutinya di belakang.
“ MBAAKK..!!” entah mengapa tiba – tiba adik saya berteriak sambil menunjuk ke bawah kaki saya. “ Kok beda?”
“ Beda apaan sih?” Lalu saya melihat kebawah.
Oooaaalllaaahhh.... saya memakai sandal beda sebelah. Adik dan Ibu saya kontan langsung tertawa terbahak – bahak. Saya hanya tersenyum kecil akan ketidak sadaran saya Saya memakai sendal oren saya di kanan dan sendal black ID hitam adik saya yang super besar di kaki kiri. Kok saya nggak sadar ya? Duhh.. mikirin apa sih saya dari tadi? Pantas aja tadi ada bapak – bapak ngeliatin saya dari atas sampe bawah gitu. Padahal saya sudah ketakutan setengah mati karena saya kira dia mau culik saya. Ternyata dia ngeliatin aneh saya yang pakai sendal berwarna – warni itu. Saya geleng – geleng kepala. Akhirnya, saya pulang lagi mengganti sendal. Jiaahh.. kurus deh saya lari – larian di siang gersang. Lelah deh..