Dengan berat hati saya mengaku kalah dalam tantangan #30DayBlogging ini. Aku sedih sekali. Ini sudah pukul 11 malam dan besok saya harus bangun pukul 4 pagi karena adanya keperluan. Namun, hutan tulisan belum lunas juga. Phiufff... Writing is really a misery. Jika kamu bilang menulis itu mudah, mungkin kalian harus berpikir ribuan kali jika harus berkata seperti itu. Membiasakan diri untuk melakukannya yang sulit.
Menulis itu seperti terjun dari tebing yang tinggi untuk menuju ke sebuah sungai dengan air yang dingin ketika hari mencapai suhu tertinggi. Kita menginginkan untuk terjun ke sungai tersebut, namun takut untuk mencobanya. Setidaknya, saya sudah mencobanya walaupun akhirnya tersangkut di sebuah ranting di dinding tebing.
Maafkan saya kawan. Apabila nanti ada kesempatan untuk mengikuti tantangan ini lagi. Tantangan ini membuat saya menenmukan bahwa menuliskan itu benar-benar menyenangkan. Apapun yang ingin saya tulis dan saya sampaikan, saya harus belajar bagaimana saya menyusun kata-kata tersebut dengan baik. I got something new from this. Thank you for you Deasy yang mencetuskan tantangan #30DaysBlogging ini. Thank you for Mariya, Mulki, Lina, Mujib dan Farah yang ikut serta saling membagi semua tulisannya sebulan ini. I was inspired.
*hug hug*
Posted by
orange lover!
23.19
Aku ingat, saat itu langit terlihat
kuning di mata. Udara pengap karena efek panasnya sinar matahari saat pagi
menjelang siang. Tapi aku tidak peduli, walaupun seberapa pengapnya udara yang
terasa pada lapisan kulit, aku merasa sejuk. Ya, ada kamu disampingku. Kita berbaring
sambil mendengarkan alunan musik ala Hindustan seperti sebuah terapi yang menenangkan.
Monoton sekali semua yang di hadapan kita. Tapi jangan lupa, disini aku
menyimpan sebuah rasa yang selalu dinamis dan seperti air yang mengalir dan
berhilir kehatimu. Ada semua rasa yang menggumpal dan bersiap untuk aku cairkan
dan kualirkan bersama air untuk menuju ke arah perasaanmu.
Aku tak sabar untuk berdiam saja. Percuma saja jika
ada kesempatan untuk bertemu denganmu namun tidak menumpahkan segala rindu yang
selama ini menunggu didepan pintu dan menghambur keluar dan tertangkap di
pelukanmu. Aku pandangi kamu walaupun ketika kutangkap sorot matamu, aku selalu
malu-malu.
Posted by
orange lover!
23.04
Saya merasa
sedih karena sepertinya tidak menyelesaikan tantangan #30DayBlogging dengan
baik. Kegiatan yang cukup penuh minggu ini dengan panggilan kerja sampai
kejadian kesasar di depan stasiun Kota mencari pintu masuk shelter busway cukup
bikin stress. Kalau memang ada yang namanya setan nyasar, mungkin saya memang
sedang dibuat pusing dengan kelakuannya. Padahal sebenarnya saya merasa cukup
familiar dengan daerah Jakarta Pusat. Entah kenapa, saya tiba-tiba terdampar di
Kota.
Hal
ini bisa terjadi saat saya ada panggilan kerja di daerah Cideng Barat, Tanah
Abang, Senin kemarin. Sehabis interview di sebuah perusahaan otomotif, saya
harus kembali ke kantor Ibu yang terletak di jalan Veteran untuk memperpanjang
SIM C. Saya naik M10 jurusan Kota – Jembatan Lima dan berniat untuk turun di
Harmoni. Namun, apa daya, Harmoni tak tercapai, saya merasa sungguh familiar
dengan gedung-gedung tua yang saya lihat saat itu. Benar saja, mata saya
terbelalak ketika saya melihat sebuah tulisan besar di depan gedung putih itu,
MUSEUM BANK MANDIRI. Sh*t! A pretty girl
named Ika, was lost alone. EL – OW – ES – TI. LOST! EI – EL – OW – EN – I. ALONE!
Posted by
orange lover!
22.19
Banyak orang yang bilang dari
tanggal 17 – 20 Mei kemarin merupakan akhir pekan yang panjang. Saya sih juga
bilang. Tapi saya nggak begitu menikmatinya. Yak. Jumat masih harus mengajar di
tempat les dimana saya bekerja. Merasa iri juga sih, ketika nyokap yang pegawai
negeri bisa bersantai di rumah 4 hari penuh sedangkan saya harus pergi
mengajar. No problemo. Demi ranjang baru.
Ngomong-ngomong soal ranjang
baru, saya suka agak takut dengan ranjang lama saya ini. Terbuat dari kayu,
namun entah mengapa tidak terlihat kokoh berdiri. Mungkin sudah lebih dari 5 tahunan dia berada di kamar
saya. Ada beberapa tambalan di kaki nya karena sempat roboh sewaktu sepupu
kecil saya yang berumur sekitar 3 tahun bermain di atasnya berlagak seperti
Power Rangers dan Satria Baja Hitam. Alhasil, ambruk. *face palm* Ya, mungkin
kayunya yang kurang bagus. Dan setelah beberapa minggu kemudian harus
diperbaiki kembali setelah ambruk lagi saat saya hendak tidur. Padahal kan
badan saya nggak berat-berat banget. Mungkin guling lebih berat dari badan
saya. Oke, yang terakhir itu bohong.
Sangat disayangkan ketika
membayangkan harus berpisah dengan ranjang yang selama bertahun-tahun bersama.
Dia tidak pernah mengeluh kalau setiap hari saya tiduri, ataupun ketika saya
tinggal sendiri jika harus keluar kota berhari-hari. Namun sepertinya dia tidak
tahan dengan semua ini dan ambruk. Ehem. Begitulah.
Tingginya kualitas suatu barang memang nggak
bisa dibohongi. Semakin tinggi harga furniture
, makin tinggi pula kualitasnya sehingga tukang kayu pun mencari jalan
alternatif dengan membuat furniture dari kayu dengan kualitas yang rendah untuk
mencukupi modal agar dapat merendahkan harga sehingga diminati masyarakat.
Terlebih lagi kayu dengan kualitas bagus sulit dicari dan mahal. Seperti, Jati.
Saya bisa ambil contoh, lemari baju Ayah di
kamar belakang masih saja berdiri kokoh tidak termakan rayap. Padahal, umur nya
saja sudah tidak muda lagi. Lemari tersebut dibeli ketika orang tua saya ingin
menikah, yah sekitar tahun 1988. Walaupun terlihat agak horror dengan cat
hitamnya, namun masih berfungsi dengan baik. Lalu saya membandingkannya dengan
ranjang saya ini. *puk puk ranjang*
Bagaimanapun kualitas ranjang saya nanti,
dengan merawat dan membersihkannya dari debu akan menjaganya agar bertahan
sampai lama. Kalau suatu barang dengan kualitas bagus juga tidak dijaga dengan
baik, ya pasti akan sia-sia saja.
A: Saya tunggu kamu di Taman Kejora
di bawah lampu jalan ketiga setelah rimbunan belukar pertama saat matahari
terbenam dan langit menampakkan gradasi nila dan ungu. Seperti pintaku saat
terakhir kali jika kita akan sekali lagi bertukar rindu.
B: Bagaimana jika tak kutemukan
langit seperti apa yang kau gambarkan tadi?
A: Aku sudah pesan kepada Tuhan
semalam. Niscaya, kita akan bertemu.
B: Mungkin sekitar pukul enam
limabelas.
A: Aku tidak tahu. Disini tidak ada
waktu.
B: Maaf aku lupa. Sudah ingatkan
Tuhan lagi? Aku sudah menunggu selama lima tahun.
A: Ya. Dia akan mengabulkannya
nanti. Sepertinya baru kemarin aku meminta.
B: Syukurlah. Ah, dia selalu
menjawab semua pintamu. Aku iri.
A: Untuk apa kamu iri dengan orang
mati? Andai saja aku tidak begini, mungkin aku akan memelukmu setiap hari.
B: Salahmu sendiri kenapa cepat
sekali pergi.
A: Hahaha… Iya, aku memang merasa
ngantuk saat itu. Kebetulan, ada truk melaju dengan kecepatan penuh. Aku
tersentak dengan lampu jauh dan tersadar aku sudah berada di tempat yang gelap.
Panas. Sendirian. Ah, sudahlah. Hayo, bangun. Nikmati hari ini. Kamu tidak
pantas untuk bersedih. Kamu terlalu cantik. Ingat pesanku yah, saat langit
bergradasi nila dan ungu.
Posted by
orange lover!
18.42
Satu
waktu, seorang teman perempuan menghampiri saya yang tengah bersiap-siap untuk
pulang selesai mengajar. Sebut saja namanya Anggrek. Dia juga salah satu
pengajar di tempat yang sama dengan saya. “Rangga (nama samaran) tadi kasih gue
ini.” ujarnya tengah berbisik, lalu mengeluarkan sebatang coklat Ratu Perak dengan
kacang almond. Respon saya waktu itu adalah, “Bagi dong.” Dia cemberut. Saya
pun memarkirkan motor lagi dan duduk bersamanya di bangku depan teras gedung.
Saya memulai pembicaraan lagi, “Oke, terus kenapa kalau dia kasih elo coklat?”
Dia
terlihat agak gemas dengan sikap saya dan menghempaskan nafasnya sebelum
kembali berbicara, “Don’t you ever know
what chocolate means when a boy gives it to the girl?” lalu saya kembali
bertanya padanya, “What Rangga means for
you? How can it be so special?”. Dia berpikir sejenak sambil memperhatikan
coklat di genggamannya. “Yap. Gue suka sama dia”, akunya. Saya terkekeh. Snap! So typical. Saya menggaruk kepala
yang sebenarnya tidak terlalu gatal. Bingung harus membalas apa yang tadi dia
telah ungkapkan. Akhirnya saya pun bertanya padanya apakah si prince charming nya sudah mengatakan
bahwa dia telah mengatakan sejujurnya tentang perasaanya. Anggrek menggeleng.
“Mungkin nanti. Mungkin saja dia belum siap”, jawabnya sedikit pasrah dan
terdengar malah menghibur diri sendiri.
Dia
terlihat sedih saat itu. Saya mengusap-usap pundaknya dan mencoba membicarakan
topik selain coklat. Untungnya dia tidak lagi terbawa suasana sehingga senyum di
wajahnya kembali mengembang. Saya pun memberikan masukan untuknya agar tidak
terlalu memikirkan Rangga, “Udahlah, jeng, kalau dia suka sama elo, pas kasih
coklat ini, dia pasti akan bilang, ‘O’
Anggrek! I love you so much. Would you be my mother of my children?’ Gitu.”
Saya ditoyor. Biarlah, seenggaknya saya masih bisa menghiburnya walaupun
keraguan masih menggelayut di wajahnya. Tiba-tiba, seorang teman laki-laki kami
yang juga mengajar di tempat yang masih sama datang sambil senyum-senyum sok
ganteng. Anggrek memasukkan coklatnya ke kantong bajunya.
“Anggrek,
elo dikasih coklat nggak sama Rangga? Nih gue dikasih dua, sekalian buat adik
gue satu. Sok banget deh tuh orang yang baru dapet komisi pemasaran.” Dheg!
Saya rasa perkataan Andi tadi terasa seperti membuka jalan ke jurang untuk si
Anggrek. Yap, mungkin perempuan itu sebentar lagi akan terjun. Saya menoleh ke
kanan memperhatikan ekspresi wajahnya. Ternyata memerah. Marah.
Posted by
orange lover!
18.39
Perempuan
mana yang tidak suka berbelanja pakaian? Perempuan mana yang tahan dengan baju
model unik yang terpajang di etalase toko ketika mereka sedang window shopping? Bisa saja yang tadinya
ke mall tidak berencana untuk berbelanja, akhirnya mengingkari janji, dan yang
tidak membeli di hari itu, bisa pula akan merasa menyesal ketika sesampainya di
rumah karena tidak membeli, lalu datang kembali untuk membeli baju tersebut di
kemudian hari. Agak kusut ya. Ya, begitulah perempuan. Selera bajunya juga
terkadang tidak dapat tertebak. Model-model bajunya kadang bikin pusing kepala.
Ada saja setiap bulan model baru berdatangan bikin isi dompet tak cukup untuk
makan.
Sebenarnya,
saya nggak begitu memperhitungkan masalah model baju. kalo saya suka, saya
beli. Kalo tidak perlu dan tidak cocok, untuk apa dibeli. Sebelum saya membeli
baju, pertama saya akan menanyakan ke diri sendiri, “Hmm.. Baju ini pantesnya
dipake buat kemana ya?” Jikalau tidak ada jawaban yang sesuai, ya tinggalkan
saja. Ya daripada nantinya tidak akan terpakai. Pernah, saat ke Bali tahun
2009, di daerah Seminyak, saya membeli dress
hitam dengan corak bunga Kamboja, dengan tali spaghetti dan kerutan di bagian
dada. Sayangnya, sampai sekarang, saya belum memakainya karena belum ke pantai
lagi. Aku sedih.
|
kerah pinokio |
Sempat
mendengar adanya blouse atau pun dress
dengan kerah pinokio. Bentuknya tidak kokoh seperti kerah kemeja pada umumnya,
namun membulat. Lalu, melalui Twitter, saya pun melihat model baju tersebut dari
gambar yang diposting Fitri Tropica (@fitrop). Hmm.. Lucu juga. Vintage. Saat
menyempatkan diri ke ITC Cempaka Mas minggu lalu, saya menemukan model baju
seperti yang lihat. Sayangnya, bahan baju tidak sesuai dengan selera. Kerah
pinokionya sih sudah seperti keinginan saya, namun brokat putih yang menjadi
bahan baju tersebut bikin saya ilfil.
Walaupun ada puring yang sesuai dengan warna luarannya, namun tetap saja malah
membuat saya berpikir kalau baju tersebut harusnya saya pakai saat menghadiri
pesta pernikahan. Ya, jadi ingat kebaya. Entahlah kalau itu yang jadi model
baju jaman sekarang. Saya harus berpikir dua kali untuk mengenakannya.
Setelah
beberapa menit mengelilingi pusat perdagangan itu, akhirnya saya menemukan satu
blouse yang menggugah selera. Walaupun bukan
dengan kerah pinokio seperti yang saya cari, saya menyukai layer putih
di bagian dada nya tersebut. Sepertinya, blouse ini cocok untuk suasana yang
semi fomal maupun non formal.
Dalam
memilih baju, apalagi perempuan, sepertinya harga nggak begitu menjadi
persoalan. Kenyamanan menjadi hal yang penting. Untuk apa punya baju
mahal-mahal kalau si pemakai nggak bisa memadu-padankannya dan nggak percaya
diri dengan apa yang dipakainya. FYI, baju yang saya beli kemarin, dengan bahan
katun linen harganya masih di bawah
lima puluh ribu loh. Yang penting orangnya bagus (red- cakep), pake baju apa
saja pasti terlihat bagus. Okesip.
Happy
hunting, gals!
Siapa diantara kalian yang tidak
suka dengan langit? Siapa diantara manusia yang tidak pernah mengamati langit
ataupun menikmati keindahannya? Jika kalian menganggap langit hanyalah langit,
mungkin kalian salah. Di sana lah insprasi terbentang. Awannya yang menyerupai gula kapas, begitu
manis dipandang. Bagi saya, langit merupakan salah satu hiburan yang selalu
tersedia di atas kepala. Tanpa perlu membayar, birunya langit dan awan yang
menyerupai berbagai bentuk, saya dapat selalu menikmatinya.
Tapi ada satu moment dimana langit
begitu membuat saya terpesona. Ya, saat langit biru menjadi nila. Namun, hanya sesekali saja menghampiri. Warna gradasi
antara nila dan ungu saat berganti malam dapat menghentikan langkah saya dan
mengamati langit sambil mendongakkan kepala walau sebentar saja. Apalagi saat
langit itu berada di depan saya, walapun terasa sangat jauh hingga berjuta-juta
kilometer namun saya ingin mengejar dan menangkap keindahannya. Coba saja
kalian hentikan sejenak rasa terburu-buru saat pulang kerja ataupun aktifitas
lainnya di senja hari. Lihatlah ke langit. Jika, langit memberikanmu langit
dengan nila yang berkilau, nikmatilah sejenak.
Buat saya, selama ini saya merasakannya, cinta adalah
suatu virus yang bisa menyerang siapa saja tanpa kenal bulu dan kapan saja
tanpa kenal suasana, tempat dan waktu. Pertama memang tidak begitu dirasakan
kehadirannya, namun lama kelamaan virus tersebut akan terasa, lalu ‘menggerogoti’
pikiran dan hati. Coba saja, apakah selama ini dengan logika yang sehat kamu
jatuh cinta terhadap seseorang? Malah cinta membuat kamu gila. Ketika
berhadapan dengan seseorang yang kamu cintai, pikiran kamu melayang dan tidak
sadarkan diri dan berpetualang dalam imajinasi yang kamu buat sendiri dengan
tokoh utama antara kamu dan orang yang kamu idamkan saja; senyum – senyum sendiri,
diam – diam cinta mulai merasuki pikiranmu dan akhirnya kamu terbawa suasana.
Cinta
juga tidak bisa berkompromi dengan logika, buktikan saja, jika cinta bisa
bekerja sama dengan logika, bisakah kamu menjawab kenapa kamu bisa jatuh cinta
terhadap sahabatmu, pacarnya sahabatmu, ataupun laki – laki beristri. Namun
bagaimana bila virus tersebut ‘berkembang biak’ melebihi kapasitas yang kita
mampu untuk bertahan? Mungkin sebelum kita terserang, ataupun saat kita
terlanjur terserang, ada baiknya memberi pertahanan diri untuk selalu waspada
dengan perasaan. Banyak laki-laki dan perempuan yang cantik dan baik di dunia
ini, namun hanya satu yang bisa dipercaya dengan tulus untuk berbagi bersama,
baik duka maupun suka, yang mengajarkan kita untuk selalu belajar dan menjadi seseorang
yang lebih baik. Saya ingin orang itu. Saya ingin kamu.
Saya
selalu ingat sebaris kalimat dalam cerita pendek Seno Gumira Ajidarma yang
berjudul Patung, melalui karakter seorang nenek, Seno menuliskan, “Cinta itu
ada dua. Yang pertama cinta buta. Yang kedua cinta pake otak. Yang pertama
biasanya membuat kita menderita. Yang kedua biasanya membuat kita selamat.”
So,
go for your real love, people. It’s in
your hands. It’s your decisions.
Untukmu, Rahadian Megananda
170512
Posted by
orange lover!
14.07
Sebelumnya terima kasih untuk Deasy aka @iflowery yang telah mempersembahkan
buah karya nya perihal tulisan saya di hari ke 15. Siang tadi, ketika saya mengaktifkan
data traffic di ponsel, sebuah pesan bergambar via Whatsapp muncul yang dikirimkan oleh perempuan yang sangat menyukai bunga tersebut. Kata pertama yang saya bisa ungkapkan adalah, WOW!
It's nice!
Dari melihat gambar perempuan di ilustrasi tersebut, saya jadi ingat bahwa saya pun memiliki baju dan rok yang sama persis. Akhirnya, saya memutuskan untuk mengambil gambar seperti ilustrasi yang dibuat oleh Deasy tadi. Saya buka lemari dan mencari baju dengan pola garis horizontal putih dan orange, namun tidak saya temukan. Ibu pun bilang kalau kaos tersebut sudah saya berikan ke adik sepupu sebab sudah tidak muat lagi di badan saya. Karena sudah niat untuk membuat gambar versi asli dari ilustrasi tersebut, saya pun memilih mengenakan kaos oranye saja. Yang penting warnanya sama. Hehe... FYI, rok biru yang saya kenakan itu adalah rok Ibu ketika beliau masih muda. Saya menemukannya di lemarinya ketika saya SMA dan langsung jatuh cinta dengan modelnya. So vintage. Jangan salah loh, ini adalah rok keramat.
It is much older than me.
Voila,
this picture was taken by my brother dan dengan sedikit sentuhan dari Photoscape jadi lah gambar yang ya.. (walau terkesan agak memaksa) berkonsep sama :D
So, what do you think, guys?
Saya ini hidup di jaman apa sih? Kekerasan, baik fisik maupun verbal, makin saja dilakukan oleh beberapa anggota masyarakat, terjadi di luar sana, di tempat yang jauh jaraknya dengan saya, maupun di sekitar saya. Tidak hanya para pemuda, orang yang lebih tua pun hanya memikirkan masalah gengsi semata. Mereka membela tidak hanya agama, kekuasaan, kelompok maupun perseorangan. Apa nggak ada strategi yang bisa dilakukan untuk mendapatkan hal yang kita inginkan? Orang-orang yang lebih tua tidak menggunakan kedewasaannya untuk memandang suatu hal yang mereka sebut itu suatu masalah, sedangkan yang lebih muda, malah mengikuti ego dan tidak mau mengalah. Bagaimana bisa ketemu jalan keluarnya apabila mereka tidak berusaha mengambil jalan tengah dengan berdiskusi serta menghormati pendapat satu sama lain?
Seperti contoh kasus yang baru saja terjadi, cuma hanya karena merasa ada orang lain yang memandang kita yang katanya dengan sinis, apakah harus marah? Lalu bertengkar, saling bertukar kata-kata sampah serapah, kemudian merasa terhina, dan akhirnya tambah emosi? Lebih baik tidak usah digubris kalau hanya menambah keadaan menjadi nggak karuan. Apa, karena gengsi lagi? Kenapa sih harus diurusin orang yang memandang kita seperti itu, apalagi ketika orang tersebut tidak merasa melakukannya? Itu namanya orang gila. Dia punya mata, dia punya hak untuk melihat, kalau kita tidak tahu mengapa dia melakukan itu, ya sudah biarkan saja. Siapa tahu nanti dia akan bilang sendiri bagaimana perilaku kita sebenarnya. Atau mungkin kita yang belum bisa hidup dari kritikan? Apa mungkin kita yang belum siapa untuk menjadi makhluk sosial? Kenapa orang seperti itu nggak pindah saja ke hutan, buat rumah sendiri dan hidup sendirian tanpa orang lain yang akan mengkritik. Pujian tidak perlu-perlu amat kalau hanya untuk menaikkan gengsi dan merasa hebat dari orang lain, karena cuma bisa bikin perut buncit, nggak sehat, lalu mati.
Posted by
orange lover!
17.01
I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I
hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I
hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I
hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I
hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I
hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I
hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate
you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate
you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate
you I hate you I hate you I hate you, Dad I hate you I hate you I hate you I
hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I
hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I
hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I
hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I
hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate
you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate
you I hate you I hate you I hate you I hate you, Dad I hate you I hate you I
hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I hate you I
hate you I hate you I hate you I hate you, Dad
Sabtu
kemarin, bersama Ibu, saya menyempatkan waktu untuk pergi ke ITC Cempaka Mas
untuk membeli beberapa perlengkapan primer. Setelah turun dari Patas AC 27
jurusan Kota- Bekasi via Cempaka Putih, sesampainya di sana, kami melewati
tangga penyebrangan. Di sini lah cerita di mulai. Betapa saya begitu miris
melihat anak-anak balita bahkan bayi tidak berada di tempat yang nyaman dan
seharusnya; di pelukan ibu atau pun di rumah di mana mereka bisa berkumpul
bersama keluarga di dalam rumah tanpa terkena sinar matahari maupun debu asap
kendaraan bermotor secara langsung di jalan. Mungkin pemandangan seperti ini
tidak aneh lagi di kota besar seperti Jakarta ataupun di beberapa kota lainnya.
Semalam saya bermimpi, melalui
kamera ponsel, saya menangkap sebuah gambar yang mungkin tidak terjadi di
kehidupan nyata, yaitu ketika bulan dan matahari bersisian di langit dan
sinarnya mengintip di sela dedaunan pohon yang rindang di depan rumah. Yang satu
berwarna putih terang, yang lain menguning, lambat laun saling melekat. Tidak sempat
mengabadikan dalam jepretan pertama, saya terbangun. Gagal untuk memotret.
Mimpi memang selalu aneh. Absurd.
Tidak pernah masuk akal. Namun terkadang kenyataan jauh lebih absurd dari mimpi
apapun. Sayangnya, beberapa kali kita membuka mata, keanehan tersebut tidak
akan lenyap. Saya teringat apa yang dinyanyikan oleh Goodnight Electric, dengan suara
Henry Foundation, “I
can’t believe that life is real. I think it’s only common steel. We can’t
escape, we have to choose and play it like we used to do..”
Sudah dua jam
saya berada di balkon lantai dua rumah dengan keadaan ruang yang gelap sambil duduk
ditemani sekaleng bir yang sudah tak lagi dingin. Menunggu seseorang. Dia tidak
datang menghampiri. Namun muncul. Selama dua bulan saya mengamatinya dari sini,
namun dia tidak kunjung menampakkan diri. Walaupun saya keluar rumah untuk
bekerja di pagi hari dan pulang kerumah pada sore hari, ataupun mencuci mobil
di hari minggu sambil melongok ke tempat dia berada, namun ia tidak kunjung
tampak. Saya penasaran karena belum melihat dengan seksama sosoknya dengan
jelas. Hanya bayangan. Namun bukan setan. Saya yakin dia manusia. Perempuan.
Sebelumnya saya telah menceritakan
mengenai band kesukaan saya di postingan sebelumnya. Bagaimana saya begitu
mengidolakan White Shoes and The Couples Company, dari gaya berbusananya,
liriknya, lantunan melodinya dan idealisnya. Namun, ada yang lebih saya sukai
daripada sekedar lagu yang mereka ciptakan dan saya dengarkan. Aprilia Apsari,
sang vokalis. Entah mengapa, saya begitu mengidolakannya. Mungkin karena attitude nya yang belum saya temukan
pada vokalis lain, parasnya cantik, dan baik berbusana, bahkan gerak tubuhnya
yang mengikuti irama musik yang mengiringi suaranya yang merdu. Apabila saya
menghadiri acara musik dimana WSATCC menjadi pengisi acaranya, saya tidak hanya
menikmati pertunjukan band tersebut secara langsung, namun melihat Sari juga
termasuk dalam rencana.
Posted by
orange lover!
23.04
Minggu
kemarin, saya dan pacar menuju Karawang untuk mencari alamat sebuah pabrik pipa
dimana saya melayangkan surat lamaran. Sebenarnya, Senin tanggal 7 kemarin
pukul 10, saya diharapkan datang untuk memenuhi tes interview sebagai Costumer
Service/Internal Sales di pabrik tersebut. Namun, keadaan berkata lain, setelah
saya mengetahui letak dimana pabrik itu berada. Saya mengurungkan niat.
Dengan
mengendarai sepeda motor, kami berangkat sekitar pukul 10 dari Bekasi Timur ke
Karawang. Tepatnya Klari. Beberapa orang yang tercengang ketika menanyakan di
mana saya melamar pekerjaan ini. “Emang mau kerja dimana, Ka?” tanya seorang
teman. Saya pun menjawab, “Di Karawang, Klari,” Dia pun setengah kaget
mendengar jawaban saya, “Ah, serius lo? Jauh amat!” Begitulah.
Cinta itu adalah belajar. Belajar untuk bekerja
keras untuk memperjuangkan untuk mendapatkannya lalu belajar lagi bagaimana
mempertahankannya. Cinta itu sulit. Sekali lagi cinta itu sulit. Pernahkah kamu
merasa begitu mudahnya mempertahankan cinta? Seperti halnya tentara, begitu
sulit melatih mereka untuk menjadi prajurit di lini depan saat perang.
Begitulah cinta, kamu akan sulit mencari tameng – tameng agar hatimu dapat
mempertahankan cinta dan berperang melawan cinta lain yang mulai menghampiri
untuk menerobos hatimu walau mereka tahu ada penghuni di tanah hatimu. Ketika
cinta adalah belajar, dan tak ada rasa letih untuk belajar, kamu akan berusaha menguasai
cinta dalam pemahamanmu sendiri melalui pengalaman yang kamu tapaki.
Posted by
orange lover!
11.40
There is no friend as loyal as a book.
-Ernest Hemingway-
Bagaimana
keadaan buku kamu hari ini? Baik- baik saja kah? Jagalah baik-baik karena buku
bersifat abadi dan tidak akan termakan musim. Saya rasa buku merupakan salah
satu bentuk dokumentasi dari karya yang kita buat. Banyak orang pasti menyadari
bahwa menjaga buku (apapun bukunya) adalah salah satu kegiatan yang penting di
dunia ini. Tapi ada beberapa orang yang masih belum peduli untuk merawat buku
yang dimilikinya Saya berpendapat bahwa menjaga buku dari berbagai macam
kotoran, noda, ataupun lipatan haruslah dilakukan. Apalagi jikalau ada orang
yang sampai menginjak buku, bahkan membakar buku. I think everybody'll be mad.
Ketika kita membeli sebuah buku, kita pun harus menjaga dan bertanggung jawab
atas buku tersebut. Apalagi buku yang kita beli tersebut kaya akan pengetahuan
ataupun yang dapat membuat kita merasa terhibur. Sayangkah kita dengan uang
yang kita keluarkan untuk membeli sebuah buku harus sia-sia dengan hal yang
sepele karena tidak menjaga buku tersebut? Tegakah kita pada penulis yang
setengah mati merangkai kata demi kata sedemikian indahnya namun buku yang
mereka hasilkan dirusak karena tidak dijaga dengan baik?
|
salah satu Psikotes yang tadi saya kerjakan |
Akhirnya pertanyaan "Ka, kapan kerja?" yang diutarakan oleh Ayah pada yang saya ceritakan blog sebelumnya, lambat laun dan mudah-mudahan akan terjawab. Pasalnya, sekitar Jum'at, saya dikirimkan pesan singkat berupa undangan psikotes di salah satu perusahaan manufaktur alat musik di daerah Cikarang Barat dimana sebelumnya saya mengirimkan lamaran sebagai staff Administrasi via pos yang saya dapatkan informasinya dari sebuah koran. Pesan tersebut menyebutkan bahwa saya diharapkan datang pada hari Sabtu pukul 8.30. Dengan berbekal niat, keteguhan hati dan jerawat di hidung, saya melaju motor ke kawasan industri di Cikarang tesebut.