Cerita Sepatu Putih

Posted by orange lover! , 2012/02/25 13.29

          White Shoes and The Couples Company merupakan salah satu band kesukaan saya sejak saya masih berada di bangku SMA kelas 2. Saat itu, teman sebangku saya, Niken Pratiwi, secara tidak sengaja menyanyikan bait pertama lagu band tersebut yang berjudul Windu & Defrina, “Windu Defrina.. Sepasang anak muda.. Mereka tenggelam di dalam ombak asmara..”. Spontan saya tertawa geli ketika mendengar teman saya yang bernyanyi itu. Saya merasa kata-kata nya begitu jarang saya dengar karena terkesan jaman dulu (jadul) sekali. Akhirnya saya bertanya ke Niken, lagu apa yang tadi dia nyanyikan. Dia pun menjawab bahwa dia menyanyikan lagu dari band indie, White Shoes and The Couples Company. Saya pun membalasnya dengan, “Waduh, panjang amat nama bandnya? Kamu tahu darimana?” Ternyata, kakak laki-laki Niken baru saja membeli sebuah CD band yang anggotanya terdiri dari Aprilia Apsari (vocal), Rio Farabi (Gitar), Saleh Husein (Gitar), Ricky Virgana (Bass), Mela Virgana (Keyboard), dan John Navid (Drum). Lagu-lagu yang diputar oleh kakaknya tersebut pun terngiang-ngiang di kepala Niken dan kembali menyanyikan lagu tersebut di kelas. Sejak saat itu, saya jadi penasaran dengan band tersebut. Google pun membantu mencarikan informasi mengenai band tersebut. Saya terkejut dengan gambar-gambar yang saya temukan di mesin pencari tersebut. Penampilan mereka memang jadul! Ah, agak menyesal baru mengenal mereka. Band ini mengagumkan. Dari terbentuknya mereka pada tahun 2002 dan mengeluarkan album pertama tahun 2005, saya baru mengenal mereka pada tahun 2006. Sejak saat itu, saya ingin sekali menyaksikan secara langsung penampilan mereka.

          Selang waktu sekitar tahun 2009, akhirnya moment yang saya tunggu-tunggu pun tiba. White Shoes and The Couples Company manggung di kampus saya. Saya tidak menyianyiakan kesempatan ini. Band kesukaan saya mulai naik panggung sekitar pukul 15.30. Saya tetap menunggu penampilannya, walaupun pukul 4 sore saya harus mengajar. (Haha.. Kalo dipikir-pikir kok sampe segitunya ya..). Saat itu saya menyaksikan aksi panggungnya di baris paling depan dan mendapatkan kesempatan untuk berfoto bersama Aprilia Apsari. Saya merasa, saya ingin menyaksikan penampilannya lagi nanti. It’s addictive for me.

          Untungnya, saya mengenal Twitter dan Facebook sebagai media sosial. Saya mendapatkan informasi mengenai WSATCC dari jaringan sosial tersebut. Berbagai macam acara yang menjadikan band tersebut sebagai pengisi acara pun selalu dikirim melalui micro blog dan situsnya. Sayangnya, Ibu saya tidak mengijinkan saya pergi apabila waktu acaranya di malam hari. Namun, suatu saat di tahun 2010, saya berkesempatan lagi untuk menghadiri launching album kedua yang berjudul Vakansi. Ditemani oleh teman, saya meluncur ke Aksara Book Store di bilangan Kemang, Jakarta Selatan. Senangnya, berjumpa kembali dengan band yang saya sukai.
Launching Vakansi album,  at Aksara Kemang

          I don’t care if some of my friends said that I am a freak fan. I thought I am not. Masih banyak penggemar-penggemar di luar sana yang jauh lebih freak daripada saya. Saya hanya menggemari WSATCC seperti saya mengagumi musiknya. Saya hanya ingin merasakan sesuatu yang berbeda ketika saya menyaksikan secara langsung penampilan mereka. Apa salahnya dari seorang penikmat musik mereka hadir untuk selalu mendukung mereka agar tetap hadir di dunia musik dan saya juga tetap dapat menikmati karya-karya nya. Bukankah kita selalu ingin berusaha apa yang kita sukai tetap bersama kita? Masih banyak pula, orang-orang yang menggilai band-band dari luar negeri dan memaksakan diri untuk keluar negeri pula untuk menyaksikan band kesayangannya. 

At Taman Topi, Bogor with Aprilia Apsari
Saya, hanya pernah memaksakan diri untuk pergi ke Bogor untuk menyaksikan penampilan WSATCC dalam acara Halo ACI!. Dengan tekad agar dapat menyaksikan Sari dan Ale memainkan lagu secara akustik, akhirnya saya ke Bogor dengan teman naik kereta. WSATCC tampil pada pukul 12 siang, dan saya sampai di Taman Topi sekitar pukul 12.15. Acara telah selesai. *krik krik..* Untungnya, Sari masih berada di sekitar tempat acara dan saya langsung menghampirinya untuk berfoto bersama. “Sari, udah selesai ya acaranya?” tanya saya pada Sari dengan pedenya setelah foto bersama. “Iya. Tadi kita main jam 12an. Yah, telat ya? Kamu darimana?” jawab Sari.
“Iya sayang banget. Aku dari Bekasi.”
“Ya ampun, niat banget. Karena kamu udah pake baju White Shoes, aku photo ya.”
Saya senyum-senyum kesenengan dan pulang tanpa perasaan dan tangan yang kosong.

          Baru-baru ini, WSATCC mengadakan sebuah pameran photo Vakansi di Dia.Lo.Gue Artspace, Kemang, Jakarta Selatan. Sabtu, 18 Februari 2012 lalu, saya pun mengunjungi pameran tersebut sekaligus menyaksikan penampilan WSATCC tentunya. Intinya sih cuma pengen liat Sari nyanyi aja. Tapi ternyata photo-photo yang dipamerkan juga nggak kalah bagus dan pantas untuk dilihat. Di sana saya melihat photo-photo WSATCC pada saat mereka tur ke Eropa, manggung di Jakarta, dan beberapa kota di Indonesia lainnya. Dengan diantar oleh sepupu laki-laki, Tulus, saya sampai di galeri tersebut. Saat pembukaan pameran, saya yang berdiri di barisan paling depan mulai antusias saat WSATCC berada di depan saya. Namun, mereka mempersilahkan pengunjung untuk melihat-lihat photo yang terpajang di sana. Saya yang sebenarnya datang ke acara tersebut untuk menyaksikan penampilan WSATCC menunggu dengan sabar. Tepat pukul 6 sore acara belum dimulai. Akhirnya saya putuskan untuk ke kamar kecil sebentar namun ternyata, pada saat saya keluar, nampak kerumunan orang yang sedang menyaksikan penampilan Erlend Øye anggota dari Kings Of Convenience. Saya panik karena nggak kebagian posisi berdiri dengan pasti untuk menyaksikan penampilan band kesayangan saya nanti. Benar saja. Dengan postur badan yang nggak begitu tinggi dan berada di belakang laki-laki yang tingginya hampir 2 meter, saya pasrah untuk berjinjit agar dapat menyaksikan Sari bernyanyi. *puk puk*

          Jika nanti saya punya kesempatan, saya ingin menyaksikan penampilan WSATCC lagi dan berphoto tidak hanya dengan Sari saja namun dengan anggota band lain. Ya, entah kenapa selama ini saya cuma berphoto dengan Sari saja. Hehehe.. Rasanya saya ingin bertemu dengan Niken lagi dan menceritakan semua ini kepadanya. Mungkin dia tidak akan percaya kalau saya telah mengidolakan band yang dulu pernah dia kenalkan pada saya. Thank you so much, Niken.

0 Response to "Cerita Sepatu Putih"