Posted by orange lover! , 2009/10/07 20.24

K U M A T I T A N P A M U! *

Ketika Tuhan belum memanggilku untuk mati, aku pun telah merasa nyawaku pun menghilang. Derita hati yang kian usang untuk di ceritakan, kini kembali menyeru di segala penjuru hidupku. Sebelumnya, cinta yang benar benar ku ketahui sebagai dongeng putri cantik untuk belahan jiwanya hanya menjadi kisah lama pengiring mimpi buruk. Dulu aku pun menggila akan rayu rayu dari para Adam yang seperti baru melihat Hawa yang bangkit, tapi semua itu hanya sekejap, seperti buah kalengan dengan manis buatan dan bahan pengawet tinggi yang sewaktu – waktu membusuk dan di buang begitu saja. Mungkin ini salahku atau salah waktu yang mengikis tebalnya rasa kasih padamu. Aku memang seorang perempuan yang tak bisa mengingat kapan pertama kali kumbang mengampiri mawar yang tinggal menunggu waktu untuk merekah. Hidup ini memang tak ada yang indah, semua rasa senang hanya sekelibatan nafsu yang menyeruak diantara kerumunan nestapa. Kini kau pun bertanya kemana hati dan pandanganku. Aku pun menjawab sampai saat ini masih mengarah padamu walau bisa dibilang melirik kearahmu.

Perempuan lara yang kau bilang telah membagi hati ini semakin tertekan ketika kata – katamu memojokkannya. Ku tak pernah berpaling tapi entah mengapa rasa ini jauh berlari dari mu. Jangan kau asumsikan bahwa ada orang ketiga yang mengambil alih perasaanku tapi marilah kita berkaca bersama apa yang telah kita lakukan selama ini. Batinku membiru saat tak simpati yang terlintas di hatimu tapi apakah kau sadar kini bahwa kau berubah antipati di belakangku? Aku menunggu asa ini cerah dan berwujud ketika aku meminta Tuhan untuk mengabulkannya tapi sayangnya sang Maha pemberi cinta belum memberiku petunjuk apa – apa. Aku pasrah dengan semua ini, sayang. Jika kita harus saling mengembalikan hati adalah keputusan yang tepat dan melegakan, ku terima dengan lapang dada. Ku hanya menunggu waktu dimana ku bisa duduk manis sendiri lalu benar – benar mati.

01 Oktober 2009

14 : 20


* ( semoga saja tidak )

0 Response to " "